Kamis, 17 Juli 2008

Krisis Energi Listrik

Wah, tampaknya mulai gawat aja kondisi negara ini. Pada saat BBM naik, trus KPK mulai mengobok-obok anggota dewan yang korup, ternyata kita mengalami krisis listrik. Bahkan harus ada aturan baru yang dikeluarkan untuk melakukan penghematan energi yang satu ini. Beberapa daerah, yang ironisnya dekat dengan pembangkit tenaga listrik harus mengalami pemadaman aliran secara bergilir (mending dapet piala bergilir ya). Bagaimana tidak? Saat kita tidak memiliki pasokan listrik yang cukup atau pas-pasan, trus pembangkit tenaga listrik kita dipaksa untuk terus memasok listrik dan akhirnya jebol. Ya, dibeberapa pembangkit sudah terjadi kerusakan yang cukup parah. Ini karena yang rusak adalah elemen fital pembangkit, yaitu turbin. Hitung punya hitung, perkiraan penyelesaian pekerjaan perbaikan turbin ini memakan waktu 3 bulan.
Penghematan yang diseru-serukan mungkin belum mengena di beberapa pihak. Lalu langkah mengatur waktu operasional perusahaan dianggap yang paling tepat. Tapi apakah hal ini benar-benar tepat? Bukankah proses produksi perlu berjalan dengan baik, laju ekonomi tidak seharusnya diperlambat. Apa yang akan ada di benak investor (terutama asing) yang ingin berinvestasi di Indonesia jika melihat kondisi seperti ini? Pastinya mereka akan berpikir lebih keras jika mau berinvestasi. Menurut saya, jika harus membatasi operasional kegiatan usaha, apakah tidak lebih baik jika pemerintah memberlakukan pembatasan pemanfaatan beban listrik yang berlebih bagi rumah tangga (terutama rumah-rumah mewah) maupun properti yang diperjualbelikan. Buatlah kategori atau golongan-golongan yang lebih baik. Pembatasan atau bila perlu pengurangan beban listrik rumah tangga akan lebih efektif. Bukankah untuk hemat harus dimulai dari individu lalu lingkungan rumahnya dan akhirnya meluas pada lingkungan kerjanya. Masuk Akal kan????
Silahkan anda renungkan dengan hati.
 

blogger templates | Make Money Online